Mikrotik - Load Balance Teknik PCC

Teknik Penggabungan Multi Internet Provider Dengan Mikrotik

Ada banyak teknik Load Balance diberbagai internet, salah satu yang akan kita bahas ialah Teknik Load Balance OS Mikrotik dengan metode PCC. Apa sih Load Balance itu sendiri? Load balance ( LB ) pada mikrotik adalah teknik untuk mendistribusikan beban trafik pada dua atau lebih jalur koneksi secara seimbang, agar trafik dapat berjalan optimal, memaksimalkan throughput, memperkecil waktu tanggap dan menghindari overload pada salah satu jalur koneksi.
Teknik load balancing ini tidak menambah bandwidth menjadi 2x lipat atau beberapa kali lipat, namun Load Balance digunakan untuk membagi tugar agar setiap jalur internet yang dipakai dapat berjalan secara seimbang hingga tidak terjadinya overload pada satu internet saja dan trafik data internet yang lainya juga dapat berjalan secara optimal.
Dengan artikel ini, kita akan membuktikan bahwa dalam penggunaan loadbalancing tidak seperti rumus matematika 100Mbps + 50Mbps = 150Mbps, akan tetapi 100Mbps + 50Mbps = 100Mbps + 50Mbps, atau 100Mbps + 50Mbps = 50Mbps + 50Mbps + 50Mbps.

Namun bisa juga diasumsikan seperti ini: 100Mbps + (50Mbps/2) = 125Mbps, atau 100Mbps + (100Mbps/2) = 150Mbps. Nah, lumayan bukan? daripada sebagian atau internet lain yang kita gunakan tidak berjalan secara efektif/optimal.

Saatnya kita mulai penerapan Load Balance PCC pada Mikrotik kita, Mari anggap contoh kita gunakan Internet Ganteng sebagai ISP Pertama dengan hasil uji test speed sebagai berikut:
Contoh Speed Test Internet Ganteng

Lalu, dengan contoh juga kita gunakan Internet Cantik sebagai ISP Kedua dengan hasil uji test speed sebagai berikut:
Contoh Speed Test Internet Cantik

Kedua contoh speed test diatas belum terjadinya Load Balance (standard used). Cukup sampai disini dulu mengenai hasil test speed kedua internet.
Lalu, mari kita lakukan Load Balance dengan cara dibawah ini:

TAHAP LOAD BALANCE PCC

Konfigurasi Dasar

Kita akan membuat topologi dasar Jaringan dan IP Address yang akan digunakan terlebih dahulu, sebagai berikut:
Untuk koneksi internet, kita menggunakan koneksi router internet dengan Internet Pertama (ISP Ganteng) dengan IP pada Mikrotik 10.10.1.100 dan untuk Gantewaynya sendiri adalah 10.10.1.254. Untuk koneksi Internet Kedua (ISP Cantik) dengan IP pada Mikrotik 10.10.2.100/24 untuk Mikrotik dan router internet gatewaynya 10.10.2.254.
Dan Untuk koneksi client, kita menggunakan koneksi jaringan lokal dengan range IP client 192.168.1.1 s/d 192.168.1.253 netmask 255.255.255.0, dimana IP 192.168.1.254 yang dipasangkan pada lokal berfungsi sebagai gateway dan dns server dari client. Untuk DNS kita gunakan DNS Public yaitu DNS Google dengan IP DNS 8.8.8.8 untuk primarinya dan 8.8.4.4 untuk sekundernya.

Setelah pengkonfigurasian IP dan DNS sudah benar, kita harus memasangkan default route ke masing-masing IP gateway ISP kita agar router meneruskan semua trafik yang tidak terhubung padanya ke gateway tersebut. Disini kita menggunakan fitur check-gateway berguna jika salah satu gateway kita putus, maka koneksi akan dibelokkan ke gateway lainnya.
Apabila menggunakan router internet yang menggunakan mode koneksinya IP Bridge, IP PPP (PPOE/L2TP) maupun IP Static sebagai media Koneksi Interface Publicnya, gunakan stuktur route sebagai Fail Over dibawah ini (sebagai contoh ISP Ganteng menggunakan mode internet PPOE) dan sebagai Primary Internetnya:


Agar pc client dapat melakukan koneksi ke internet, kita juga harus merubah IP privat client ke IP publik yang ada di interface publik kita yaitu ether1_Ganteng dan ether2_Cantik.
Sampai langkah ini, router dan pc client sudah dapat melakukan koneksi internet. Lakukan ping baik dari router ataupun pc client ke internet. Jika belum berhasil, cek sekali lagi konfigurasi anda.

Pengaturan Mangle

Pada loadbalancing kali ini kita akan menggunakan fitur yang disebut PCC (Per Connection Classifier). Dengan PCC kita bisa mengelompokan trafik koneksi yang melalui atau keluar masuk router menjadi beberapa kelompok. Pengelompokan ini bisa dibedakan berdasarkan src-address, dst-address, src-port dan atau dst-port. Router akan mengingat-ingat jalur gateway yang dilewati diawal trafik koneksi, sehingga pada paket-paket selanjutnya yang masih berkaitan dengan koneksi awalnya akan dilewatkan pada jalur gateway yang sama juga. Kelebihan dari PCC ini yang menjawab banyaknya keluhan sering putusnya koneksi pada teknik loadbalancing lainnya sebelum adanya PCC karena perpindahan gateway.

Sebelum membuat mangle loadbalance, untuk mencegah terjadinya loop routing pada trafik, maka semua trafik client yang menuju network yang terhubung langsung dengan router, harus kita bypass dari loadbalancing. Kita bisa membuat daftar IP yang masih dalam satu network router dan memasang mangle pertama kali sebagai berikut:
Pada kasus tertentu, trafik pertama bisa berasal dari Internet, seperti penggunaan remote winbox atau telnet dari internet termasuk nat forwarding dan sebagainya, oleh karena itu kita juga memerlukan mark-connection untuk menandai trafik tersebut agar trafik baliknya juga bisa melewati interface dimana trafik itu masuk

Pada mangle diatas, untuk trafik loadbalance client pastikan parameter in-interface adalah interface yang terhubung dengan client, dan untuk trafik loadbalance karena kita bukan menggunakan webproxy, maka kita menggunakan chain preroute dengan parameter in-interface yang tentunya terhubung ke interface client. Setelah trafik internet bekerja hingga forwarding disetiap ISP berjalan dengan baik, selanjutnya kita bisa membuat mangle di preroute chain untuk load balance tersebut sebagai berikut:
Untuk contoh diatas, pada loadbalancing client dan webproxy menggunakan parameter pemisahan trafik pcc yang sama, yaitu both-address, sehingga router akan mengingat-ingat berdasarkan src-address dan dst-address dari sebuah koneksi. Karena trafik ISP kita yang berbeda (100Mbps dan 50Mbps), kita membagi beban trafiknya menjadi 3 bagian. 2 bagian pertama akan melewati gateway ISP Ganteng, dan 1 bagian terakhir akan melewati gateway ISP Cantik. Jika masing-masing trafik dari client dan internet sudah ditandai, langkah berikutnya kita tinggal membuat mangle mark-route yang akan digunakan dalam proses routing nantinya

Apabila menggunakan koneksi internet 1:1 atau misalkan ISP Ganteng dan ISP Cantik sama (50Mbps & 50Mbps), maka gunakan mangle dibawah ini sebagai ganti mangle diatas:


Pengaturan Routing

Pengaturan mangle diatas tidak akan berguna jika anda belum membuat routing berdasar mark-route yang sudah kita buat. Disini kita juga akan membuat routing backup, sehingga apabila sebuah gateway terputus, maka semua koneksi akan melewati gateway yang masing terhubung

Apabila menggunakan router internet yang menggunakan mode koneksinya IP Bridge, IP PPP (PPOE/L2TP) maupun IP Static sebagai media Koneksi Interface Publicnya, gunakan stuktur route dibawah ini (sebagai contoh ISP Ganteng menggunakan mode internet PPOE):


TAHAP PENGUJIAN

Setelah tahap pembuatan mangle dan route untuk load balance yang baru kita bahas tadi, maka kita lakukan tahap speed test ulang dan hasil kemungkinannya sebagai berikut:
Speed Internet Lumayan Bertambah


Nah demikianlah tahap demi tahap Load Balance Mikrotik dengan metode PCC yang mungkin bisa kalian terapkan juga. Jika ada yang kurang jelas silahkan bertanya pada kolom komentar dibawah. Semoga berhasil dan terima kasih atas kunjungannya ya? ^_^

0 Komentar

Daftar Pustaka

Jelajah dan ketahuilah halaman-halaman yang menarik didalam peta situs. Seluruh informasi atau katalog label atau kategori postingan yang tersedia dapat anda kunjungi diringkas dengan baik dalam halaman peta situs ini.